Welcome To New
Life
Pagi ini adalah
hari yang baru baginya, Aizawa
Hirima. Dia adalah seorang anak remaja laki-laki berumur 15 tahun yang
dilahirkan di hokaido, tapi sekarang dia tinggal di Osaka dan baru beberapa
hari yang lalu dia tinggal disini. Dia punya seorang adik perempuan yang masih
berumur 5 tahun yang bernama, Hayate Hirima. Ayahnya bernama Kudo
Hirima, Ayahnya ini menderita penyakit jantung, tapi sekarang kondisi memulih,
namun bisa kambuh sewaktu waktu. Aizawa baru saja diterima disekolah Senior
High School Hi-Ichi Hitotsu, sekolah yang cukup kawakan di daerah itu.
“Aizawa!! Sudah
jam 7 pagi, kau akan terlambat sekolah!” kata Kishimi
Kuto (ibu
aizawa) sambil mengetuk pintu kamar Aizawa. “ummh.. HAH?! Jam 7pagi?” dia
cepat-cepat beranjak dari tempat tidurnya, “gawaat..” katanya sambil memakai
baju seragam barunya. “kau tidak mandi dulu aizawa?” kata ibu aizawa, “sudah
tidak sempat” berlari ke garasi sambil memakan roti yang sudah dibuatkan
ibunya. Aizawa memacu sepedanya dengan kecepatan penuh. Sesampainya digerbang
dia hadang oleh security gendut bermuka chubby “kau terlambat, a..ii..zawa”
sambil membaca name tag yang tertempel di seragamnya, “maaf.. jangan hukum aku,
ini hari pertamaku masih sekolah” kata Aizawa sambil membungkuk. “Hahaha..
siapa yang mau menghukumu dasar bodoh, cepat masuk upacara penerimaan murid
baru akan segera dimulai, sebelum itu kau harus melihat namamu di mading itu
untuk mengetahui kau diterima dikelas mana” katanya sambil menunjukan mading.
“terima kasih banyak ya..” kata aizawa. Aizawa lekas mencari namanya “Aiko,
Ainome,bukan,ummm, ini dia Aizawa Hirima, dikelas X-C” Aizawa segera pergi
kebarisan X-C. Di barisan tidak ada satu orangpun yang dia kenal, “waah..
wajahnya masih asing bagiku” katanya dengan nada pelan. “hai.. siapa namamu?”
kata anak berambut lurus warna coklat dan memakai kacamata yang berada di
depannya, “ungh..namaku Aizawa Hirima, namamu?”, “kau akan tau nanti.. haha”
katanya dengan tertawa kecil. “aneh sekali anak ini” kata Aizawa dalam hati.
“HALOO.. SEMUAA~!” semua murid dalam barisan langsung kaget dan menutup
telinga, ternyata senior yang memakai pengeras suara.
“Hari ini adalah
hari pertama bagi kalian masuk di Sekolah Hi-Ichi Hitotsu yang kita cintai”
kata senior yg masih memakai pengeras suara “walau sebenarnya tidak” kata
senior tanpa memakai pengeras suara dan ekspresi wajah yang lesu. “sebelumnya
perkenalkan namaku Lucy
Unohana, aku akan menjadi senior pembimbing kelas X-C untuk masa pengenalan ini, “SALAM
KENAL SEMUAAA!~” sambil teriak, dan semua murid X-C menutup telinga lagi. “HEY!
Senior cerewet bisa kah kami langsung masuk ke kelas saja? Disini panas tauu!”
kata anak lelaki berkulit hitam didepan barisan. Aizawa hanya terdiam tak
berkata, karna dia masih canggung untuk berinteraksi dengan yang lainnya.
“Baiklah.. ayo
ikuti aku kekelas baru kalian!”, senior itu terlihat sangat periang. “waahh..”
kagum semua anak setelah melihat isi kelas yang dipenuhi hiasan yang indah,
kecuali anak yang berambut gimbal dan memakai kacamata hitam, dia hanya seperti
meremehkan kelasnya sendiri. “Semua duduk sesuai keinginan yaa..” kata senior
lucy. Aizawa duduk di tengah dan dibarisan kedua, itu adalah posisi
kesukaannya. “boleh aku duduk disini?” tanya anak rambut lurus warna coklat
yang menyapa Aizawa di lapangan tadi, “kau yang tadi itukan?” kata Aizawa.
“Ya.. benar sekali, aku dikota inipun baru, jadi aku tidak mengenal siapapun,
sama sepertimu”, “begitu ya.. Silahkan duduk” kata Aizawa, “karna kau baru
dikota ini akan kuceritakan sedikit tentang kota dan sekolah Hi-Ichi Hitotsu ini”
kata aizawa, “baiklah, akan kudengarkan”. “Tapi sebelumnya namamu siapa?”
Aizawa bertanya karna anak itu tidak memakai name tag. “kan sudah ku bilang,
nanti kau juga tau kok”. “ba..baiklah..” kata Aizawa dan berekpresi sedikit
kesal. “ahaha.. kau tidak perlu kesan begitu, cepat ceritakan tentang kota dan
sekolah ini” tertawa kecil sambil menyender di kursi. “jadi kota ini adalah
kota yang sangat indah dan ramai, aku masih baru dikota ini, jadi jika ada yang
salah mohon maaf, tempat bagus yang ku tau adalah di taman G.F (Garden Flower),
dan.........” . “tunggu” anak rambut coklat itu memotong perkataan aizawa, “dari
matamu terlihat kalau kau hanya mengetahui sedikit tentang Osaka” anak ini
berbicara tanpa melihat ke arah Aizawa, tetapi pandangan tajam kedepan. “kalo
begitu biar aku yang cerita” kata anak rambut coklat itu. “Kota Osaka, Osaka
adalah kota berpenduduk terbesar nomor tiga di Jepang setelah Tokyo dan
Yokohama. Kota ini terletak di pulau Honshu, Osaka adalah kota terbesar di
kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah
metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto” kata anak itu panjang lebar, Aizawa hanya
terdiam mendengarnya, “tunggu, jika kau tahu banyak, kenapa tadi kau minta
tolong menceritakannya kepadaku?!” kata Aizawa dengan ekspresi jengkel.
“hahaha.. maaf maaf, tadi aku hanya ingin mengetesmu saja” kata anak itu sambil
tersenyum kepada Aizawa, “huufftt” Aizawa menghembuskan nafas.
Susana dikelas
semakin ramai, karna senior lucy pergi untuk mengambil daftar nama di ruang
guru.
“oh ya, adakah
yang kau kenal di kelas ini?’ kata anak rambut coklat itu “sama sekali tidak,
bagaimana denganmu?” kata Aizawa, “tidak kenal, Cuma aku hanya tau info sedikit
tentang anak-anak dikelas ini” katanya sambil bergaya membenarkan kacamatanya.
“bisa kau ceritakan padaku?” tanya Aizawa, “tentu, kau lihat anak yang duduk di
belakang, yang memakai kacamata hitam dan berambut gimbal itu? Dia adalah anak
orang kaya didaerah ini, namanya Kogoyu Tirada, aku tidak tahu
banyak, tapi dia anaknya agak sombong akan hartanya, Lalu anak berkulit hitam
yang berambut cepak dan tadi dia teriak kepanasan dilapangan itu namanya Hamada, aku tidak tau informasi lain” kata anak rambut coklat itu
dengan wajah datar dan hanya menatap papan tulis, tidak menatap wajah Aizawa.
“dari mana kau tau namanya Hamada?” tanya Aizawa, “tadi melihat name tag nya..
ahahaha” anak itu tertawa kecil. “ .... dasar..” Aizawa hanya bingung, dia
kelihatan dibodohi oleh anak rambut coklat itu.
Tiba-tiba ada anak
yang memasuki kelas itu, kelihatannya masih anak baru juga, dia memakai
earphone warna biru ditelinganya, dia memasuki ruang kelas itu dengan gaya yg
sok cool. Dia langsung duduk di depan tempat duduk Aizawa, karna kebetulan
tempat itu belum ditempati. “yo, selamat pagi” kata anak memakai earphone itu
menyapa Aizawa dan anak yg berambut coklat itu. “hai” kata Aizawa, tetapi anak
berambut coklat itu hanya terdiam dengan ekspresi sok keren. “perkenalkan
namaku Gakuya Aiden siapa namamu?”
“Aizawa Hirima, aku orang baru dikota ini” sambil berjabat tangan. “siapa
namamu? Gakuya Aiden? Dari matamu terlihat kau suka bermain musik dan sangat
tertarik dengan not, bit, irama, dan kunci musik lainnya. Benarkan?”, “Dari
mana kau tau?”, “sudahku bilang semua dapatku baca melalui matamu itu” kata
anak rambut coklat itu. “waah.. anak ini hebat sekali” kata Aizawa dalam
hatinya
Tidak lama
kemudian anak ada laki-laki lagi yang memasuki kelas, dia berkacamata bulat,
dan kelihatan sangat lugu. “umm.. duduk dimana ya? Disini kosong, hai bolehkah
aku duduk disebelahmu” kata anak itu menanyakannya pada Gakuya. “silahkan saja,
siapa namamu?” tanya Gakuya. “namaku Tayumo Hagano”, “oh begitu,
namaku Gakuya Aiden, salam kenal”. “namaku Aizawa Hirima, salam kenal ya
Tayumo” kata Aizawa, “iya” kata Tayumo. “heng” kata anak berambut coklat itu
pelan.
Tidak lama
kemudian senoir Lucy unohana pun datang kekelas. “karna absennya belum dibuat,
jadi aku minta kalian perkenalkan diri masing-masing yaa..”. “yang harus
diperhatikan hanyalah orang yang penting-penting saja” kata anak berambut
coklat itu dengan nada pelan, Aizawa hanya diam. “lucyyyy!! Ini absen
kelasnyaa..” kata senior anak laki-laki didepan pitu kelas. “senior laki-laki
itu suka dengan senior Lucy, terlihat dari matanya, dia terlalu arogan dalam
mendekati lucy” Kata anak berambut coklat itu, “kau seperti peramal saja ahaha”
kata Aizawa. “ahahha tidak juga” kata anak berambut coklat itu. “yang dikatakan
anak ini benar, senior itu suka dengan lucy, terlihat nada bicaranya” kata
Gakuya. “kalian berdua jangan sok tau begituu!” kata Tayumo. “sepertinya aku
akan mendapat hidup yang baru dikota ini” kata Aizawa dalam hati sambil sedikit
tersenyum.
“Baiklah, Absen
pertama. Aizawa Hirima” kata senior lucy, “Hi..hirima?! di..diaa..”kata senior
lucy dalam hati sambil menatap Aizawa. “umm.. baiklah” kata Aizawa sambil maju
kedepan. “selamat pagi, namaku Aizawa Hirima, aku orang baru dikota ini salam
kenal”. “.... da..dari clan hirima yaa?” kata lucy, “iya, kenapa?”, “ti..tidak”
kata lucy. “apakah dia berhubungan dengan orang itu?” kata lucy dalam hati.
Aizawa duduk kembali dikursinya. “Senior Lucy mencurigaimu” kata anak berambut
coklat itu dengan nada pelan. “hah? Apa maksudmu?” “kau akan tahu nanti” kata
anak rambut coklat itu.
Beberapa orang
telah maju dari Aizawa selesai.
“Shuzuno Fuusuke,
silahkan maju” kata senior lucy. Anak-anak terdiam karna tidak ada yang maju.
“mana yang namanya fuusuke?” kata senior lucy. “heng..” Anak berambut coklat
itu maju. “jadi nama anak itu Fuusuke” kata
Aizawa. “fuusuke ya..” kata Gakuya dalam hati sambil menatapnya tajam.
“halo semua,
namaku Shuzuno Fuusuke, aku anak baru dikota ini, semakin sedikit yang kalian
tau, semakin bagus” kata Fuusuke. “bukankah jika saling mengenal akan lebih
bagus?” kata anak perempuan cantik yang duduk dipojok depan. “iya benar”
sambung senior lucy. “heng..” fuusuke langsung duduk tanpa menjawab
pertanyaannya. “kau kenapa?” kata Aizawa. “tidak aku hanya bercanda soal tadi ahaha” kata Fuusuke.
Fuusuke langsung berdiri “Kawan semua, maaf kata-kataku tadi, aku tidak
bermaksud apa-apa kok, slow aja ahahah” kata Fuusuke dengan nama lantang. “hei
Tayumo, fuusuke berbohong, dia banyak menyembunyikan sesuatu” kata Gakuya,
“umm.. aku juga curiga, sebenarnya apa maksud perkataan dia tadi, atau Cuma
ingin menggertak”kata Tayumo berbisik.
“apa yang dia
sembunyikan, akan kuselidiki” kata Gakuya dalam hati. “Aku yakin mereka semua
masih belum percaya, dan curiga, aku harus lebih hati-hati” kata fuusuke dalam
hati.”selanjutanya Mikuni Meanoe” kata senior lucy. Anak berkacamata yang duduk
dipojok depan itupun maju. “ halo semua, Namaku Mikuni
Meanoe, kalian boleh memanggilku Mikuni, salam kenaal..”. Gakuya seperti
terpelanga melihatnya. “ke..kenapa ini, kenapa jantungku berdebar kencang” kata
gakuya dengan nada pelan. “hei Gakuya kau kenapa?” kata Aizawa. “Ada perasaan
sedikit suka Aizawa pada Mikuni” sambung Fuusuke. “heeeiii... nona cantik,
maukah kau berkencan denganku nanti malam?” Kata Hamada (anak berkulit coklat
itu looh..). “ahahaha..” tertawa anak-anak dibelakang. “APA-APAAN KAU INIII??”
kata Lucy, *duukk..* bunyi hapusan yang dilempar lucy mengenai kepala Hamada.
“a..a..aa..duuh” Hamada kesakitan. Mikuni sedikit bersembunyi dibalik badan
senior lucy. “a..aku takut” kata Mikuni dengan nada pelan. “tenang kamu akan
kakak lindungi” kata Lucy dengan memberikan senyuman manis. “Dasar kau Hamada,
kau terlalu murahan” kata Kogoyu (anak berambut gimbal itu loh..) “haah.. diam
kau gimbal” kata Hamada. Kogoyu hanya diam dengan gaya yang sok cool. Mikuni
kembali duduk. “Jika kalian berani macam-macam dengan anak perempuan, kalian
akan bisa kena hukuman dari Guru disini” kata Lucy dengan lantang.
“Selanjutnya
Kogoyu Tirada” kata senior lucy, Kogoyu maju dengan gaya yang sok cool. “kenapa
anak dikelas ini pada tebar pesona ya” heran aizawa dalam hati. “Namaku Kogoyu
Tirada, aku punya banyak uang, dan harga diriku mahal, dan aku bisa membeli
semua yang kalian miliki, termasuk harga diri, ahahaha” tawanya panjang lebar.
“huuufftt.. sok kaya” kata Hamada dibelakang. Kogoyu langsung duduk. Senior
lucy hanya terdiam dengan ekspresi yang sedikit jengkel.
“harga diri
katanya? Mungkin dia bisa membeli harga diri orang lain, aku tidak” kata
fuusuke. “un! Harga diriku juga tidak murah untuk dibeli” kata aizawa. “hem”
nada keil dari Gakuya sambil tersenyum.
“selanjutnya
Hamada, namamu Cuma hamada saja?” kata senior lucy, “biarlah, inikan bukan
urusanmu” kata Hamada sambil mau kedepan. “dasaarr...” jengkel lucy sambil
mengepalkan tangannya, ternyata lucy agal sedikit tomboy, namun lembut.
“Baiklah, Only Hamada atau Hanya Hamada, ayahku ketua polisi di kota ini, jika
kalian macam-macam denganku, kalian bisa ku hajar”, *Taakk* suara lucy menjitak
Hmada dengan sedikit keras, “sudah cepat duduk!” nada dengan sedikit jengkel. “kurang
hajar kau, akan ku beri tau pada ayahku!” kata Hamada, ternyata Hamada anak
mami. “aku tidak takut dengan ayahmu, yang aku takuti hanya tuhan! Wee..” kata
Lucy sambil meletin Hamada.
Semua anak sudah
maju untuk memperkenalkan diri. Suasana kelas kembali ribut, Senior Lucy yang
sedang duduk dikursi guru hanya merenung akan masa lalunya yang kelam, dulu
ayah Lucy dibunuh waktu Lucy masih berumur 2 tahun. Banyak omongan bahwa yang
membunuh ayah lucy berasal dari clan HIRIMA, karna saat ayah lucy dibunuh
dikamar hotelnya, ada darah dilantai yang bertulisan “hirima” kemungkinan besar
yang membunuh ayah lucy dari clan hirima, dan bukti lain yaitu ayah lucy yang
bernama Suzuki
Unohana mempunyai masalah hutang bihutang pada clan orang yang berasal dari clan
hirima. Diusia 5 Tahun Ibu Lucy yang bernama Kuyuka Tayou menikahi
lagi dengan Sodaki Gayota, Sodaki hanya seorang pekerja bank. Mereka dikaruniai 1
orang anak laki-laki yang bernama Michael Gayota. tapi pada lucy umur 7
tahun dan Michael umur 1 tahun, sodaki terbunuh pada saat bererja di bank dalam
aksi perampokan. Hal ganjilnya adalah, dilantai dekat jasad Sodaki ditemukan
terlihat huruf “H” apakah itu dari clan hirima? Sampai seekarang polisi dan
detektive belum menemukan siapa pembunuhnya maupun apa penyebabnya. Lalu Ibu
lucy berniat tidak menikah lagi karna dapat menyebabkan kejadian yang tidak
diinginkan. Lucy sekarang hanya mencurigai Aizawa, karna Aizawa berasal dari
clan hirima. Lucy menatap wajah lugu Aizawa, tapi semakin lama dia menatap
Aizawa dia semakin kesal dan makin teringat ayahnya. Emosi lucy makin tak
terbendung. Lucy pun menghampiri Aizawa, “KAU! Dari clan hirima! Katakan siapa
yang membunuh ayahkuuu!!?” Kata lucy dengan keras, ekspresi marah dan sedikit
meneteskan air mata. Aizawa sangat kaget. Bahkan satu kelaspun terdiam karna
tindakan lucy. “aa.. apa maksud kakak?” kata Aizawa dengan ekspresi takut.
“jangan pura-pura tidak tahu!!” *slaapp* lucy menggampar Aizawa cukup keras.
Aizawa mengelus pipinya dengan ekspresi kesakitan. “s..sungguh, aku tidak tahu
apa-apa” kata Aizawa pelan. “Sial kauuu!!” tangan lucy bersiap menampar Aizawa lagi, namun di tahan oleh
Gakuya “bisakah kau lebih tenang! Bicarakan dengan baik baik!!” Tegas gakuya.
“sok pahlawan” Kata Kogoyu dengan nada pelan dibelakang, dia hanya tenang melihat
lucy dan Aizawa, tapi yang lain sangat terfokus. “cepat katakan?! Kau dari clan
hirima, tentu harusnya kau tau siapa yang membunuh ayahku!!” kata senior lucy
sambil menggertak Aizawa dan meneteskan air mata. “ada apa ini?” Kata seorang
guru yang masih muda dan keren di depaan pintu. Dia masuk keruangan kelas dan
menghampiri lucy. “Lucy, tenanglah sedikit, tidak semua clan hirima mengetahui
kejadian itu, tenanglah” kata guru muda itu.
Lucy pun agak
sedikit tenang, lalu lucy berlari sambil menangis keluar kelas. “siapa namamu?”
kata guru itu, “a..aizawa hirima” kata Aizawa sambil memegang pipinya yang
barusan ditampar senior lucy. “Hirima... aku ingin bicara padamu Aizawa, ikut
aku” kata guru itu sambil pergi keluar kelas. “ba..baiklah..” kata Aizawa
sambil mengikuti guru itu. “aku harus tau” kata fuusuke dalam hatinya.
Suasana kembali
tenang, Fuusuke sangat ingin tau apa yang terjadi, dia berniat untuk membuntuti
Aizawa, Fuusuke pun mencoba keluar kelas, “hey kau Fuusuke, mau kemana?”kata
gakuya, “ah.. tidak, aku mau ke toilet sebentar” kata Fuusuke, “oh begitu” kata
Gakuya, tapi gakuya curiga, karna dia tau kalo Fuusuke berbohong padanya.
Gakuya pun mengikutinya juga. “hei Gakuya, mau kemana?” kata Tayumo, “ingin ke
toilet, kau mau ikut?” kata Gakuya, “tidak..” kata tayumo tenang.
Aizawa dan guru
itu masuk ke ruangannya sang guru itu, Aizawa sangat bingung apa yang terjadi,
karna memang dai tidak tahu apa-apa tentang kejadian yang membunuh ayah senior
lucy. Aizawa duduk berhadapan dengan guru itu. “Aizawa Hirima” kata guru itu
sambil membaca name tag dibajunya “sebenarnya apa yang senior lucy inginkan?
Apa yang terjadi?” kata Aizawa dengan ekspresi bingung, “begini, secara garis
besarnya saja akan kuceritakan padamu, ayahnya lucy dibunuh oleh seseorang pada
saat ayah lucy berkerjadi bank, dan disebelah jasad ayahnya ditemukan darah
dengan huruf “H”, dulu ayahnya lucy terkait hutang bihutang oleh clan hirima,
namun ayah lucy tidak kunjung membayarnya, jadi mungkin orang clan hirima itu
kesal, lalu membunuhnya” Aizawa hanya terdiam. Dia sungguh tidak tahu bahwa
clannya pernah melakukan tindak kejahatan. “tapi aku tidak tahu apa-apa..
kenapa aku jadi yang kena marahan senior lucy?” tanya Aizawa, “kau taukan rasa
sayang anak kepada orang tuanya, Lucy terlihat seperti anak yang ceria, tapi
sebenarnya dia menyembunyikan perasaan sedih yang sangat mendalam, dia pernah
berkata dia akan balas dendam dengan orang yang membunuh ayahnya tersebut”,
“hmmm.. apa yang harus kulakukan?” tanya aizawa dengan ekspresi lesu.
“menemukan pembunuhnya” *deg deg* detak jantung Aizawa seakan kaget mendengar
kata dari guru itu.
Didepan pintu
ternyata dari tadi Fuusuke mendengarkan omongan Aizawa dgn guru tersebut. “Jadi
ini yang dinamakan toilet ya? Fuusuke” kata gakuya yg tiba-tiba ada dibelakang
fuusuke. “a..aku hanya sekedar lewat kok” kata Fuusuke bohong. “sudahlah, aku
tau kau tertarik dengan hal ini kan,
Jangan munafik denganku” kata Gakuya. “baiklah.. tapi ini bukan
urusanmu, sebaiknya kau meninggalkan ku sendirian disini, ada yang aku
selidiki” kata Fuusuke. “satu hal, kenapa kau begitu tertarik?” tanya Gakuya.
“Sudahku bilang ini bukan urusanmu! Mengerti?!” kesal Fuusuke yang mencengkram
baju Gakuya. “apa-apaan ini?” kata Gakuya sambil mendorong Fuusuke. “kau banyak
menyembunyikan sesuatu dan sangat mencurigakan” kata gakuya menatap Aizawa
dengan mata tajam. “heng.. tau apa kau?” kata Fuusuke dengan ekspresi tersenyum
yg menyeramkan. “kau tidak akan pernah mengerti diriku, karna aku berbeda
dengan kalian semua!” kata fuusuke. “hmmpph” ekpresi Gakuya datar. “sudahlah!” kata
Fuusuke lalu pergi meninggalkan Gakuya di depan pintu, karna Fuusuke tau bahwa
Aizawa dan guru itu akan segera keluar.
“sangat
mencurigakan, aku harus memberitau Aizawa soal hal ini” kata Gakuya dalam hati.
Pintu ruangan itu terbuka, dan terlihat Aizawa dan guru itu, “Gakuya, kenapa
kau disini? Dan kenapa bajumu terlihat lecek padahal tadi dikelas kau sangat
rapi” tanya Aizawa. “sebaiknya kalian kembali kekelas” potong guru itu. Mereka
berdua segera keruangan kelas.
“Ada hal ganjil
dari Fuusuke, banyak yang akan kuceritakan padamu” kata Gakuya, Aizawa hanya
bingung “apa maksudmu? Menurutku dia orang baik, walau sedikit aneh” kata
Aizawa. “ini lebih dari yang kubayangkan, dia sepertinya mempunyai nada aura
yang berbeda dari manusia biasanya” jelas Gakuya, “kau ini juga sedikit aneh
ya, aku tidak mengerti, aduuh... kebelet, aku ingin ketoilet dulu” kata Aizawa
lalu berlari ke toilet. “nada auranya tidak terlihat seperti yang orang sedang
berdrama atau hanya akting, dia serius dengan nada itu. Tunggu, di buku itu
pernah tertulis...... HAH? Jangan jangan fuusuke......................” Kaget
Gakuya dalam hati. “tidak salah lagi, kemungkinan besar fuusuke adalah
seorang....” kata Gakuya dalam hati sabil bergegas kekelas untuk menemui
fuusuke.
Sesampainya dikelas
terlihat Fuusuke yang sedang bercengkramah dengan Tayumo. Gakuya pun duduk
disebelah Tayumo. “hey gakuya, dari mana kau?” tanya Fuusuke, “Dia dari toilet”
potong Tayumo. “oh begitu” kata Fuusuke sambil tersenyum mengarah ke Gakuya.
Gakuya heran, bukankah tadi Fuusuke marah padanya, tapi sekarang begitu ramah.
“Aizawa lama sekali” kata Tayumo. Tidak lama kemudian Aizawa datang, lalu duduk
kembali disebelah fuusuke. “tadi kenapa?” tanya Tayumo. “ti..tidak” kata
Aizawa. Karna guru itu bilang agar tidak memberitau pada siapapun. hanya
Fuusuke yang tau segalanya, karna dia mendengarkan pembicaraan tadi, Fuusuke
sangat pandai untuk mencari tahu suatu informasi, Fuusuke juga dapat membaca
aura diri dalam seseorang, dan dia bisa dibilang mempunyai kemampuan yang tidak
dimiliki manusia biasa.
Fuusuke juga
sangat benci diganggu jika sedang menyelidiki sesuatu, “Aizawa, ceritakan
padaku apa yang sebenarnya terjadi” kata gakuya, “tidak ada apa-apa” jawab
Aizawa, “jangan berbohong, aku tau kau menyembunyikan sesuatu, jika tidak
mengapa lucy menanyakan tentang ayahnya padamu?” gakuya sangat kepo. “iya, tadi
kenapa?” tanya Tayumo, anak lugu ini ternyata juga kepo. “sudahlah.. akanku
ceritakan jika sudah tepat waktuya”
Tidak lama
kemudian Guru muda yang tadi berbicara dengan Aizawa, datang kekelas, “Selamat
pagi semua, perkenalkan namaku Diaz
Koniiki, kalian boleh memanggilku guru Diaz” kata Guru diaz sambil tersenyum dan
membersihkan kacamatanya. *teng teng teeng..* bel berbunyi tanda istirahat
dimulai. “kekantin yuk” kata tayumo mengajak Aizawa, gakuya, dan Fuusuke.
“baiklah..” kata Aizawa. Mereka berempat berjalan keluar kelas. Mereka berempat
melewati kelas lucy, dan terlihat lucy yang sedang duduk dikoridor dan ditemani oleh beberapa temannya,
terlihat lucy masih sedih dan terdengar juga teman-temannya menyemangati lucy,
Aizawa melihatnya dan berhenti sejenak,
Aizawa bingung harus apa, “sudahlah, ayo jalan” kata fuusuke. Aizawa
tidak yakin dapat membantu lucy menemukan pembunuhnya. Aizawa dan
kawan-kawannya sampai dikantin, Aizawa hanya duduk Fuuske dan lainnya membeli
makanan. “hey teman-teman, sepertinya ada clan pembunuh nihh..” kata Hamada
mengejek Aizawa. “ahaha” tertawa beberapa teman hamada yang berpenampilan
seperti preman, “dasar clan pembunuh!” kata Hamada. Senior yang tadi memberikan
absen pada lucy dan tampak menyukai lucy datang menghampiri Aizawa, “jadi kau clan hirima ya” *duukk*
Senior itu memukul wajah Aizawa. “a..aku tidak tahu apa-apa”. Senior itu
mencengkram baju Aizawa, anak-anak dikantinpun pada ngeliatin Aizawa dan senior
itu. “sial kauu!” Senior itu mencoba memukul Aizawa lagi, *tap* namun tangan
Senior itu ditahan oleh Gakuya. “dia tidak tau apa-apa!” kata Gakuya melawan.
“kau berani denganku?!” *duukk* Senior itupun memukul Gakuya juga. Gakuya terjatuh dan earphone yang dipakainya
juga terlepas. Fuusuke hanya membiarkan Aizawa dan Gakuya dipukuli. “setiap
kali aku lihat wajahmu, akan kuhajar kau!” Kata senior itu sambil pergi
meninggalkan Aizawa dan Gakuya kesakitan. “ow ow oww... kasihan sok pahlawan
dan clan pembunuh itu, dihajar habis-habisan! Ahahahha” kata hamada mengejek.
“ayolah, akan ku bawa klian kembali kekelas” kata Fuusuke sambil membantu
Aizawa dan gakuya berdiri. “kalian baik-baik saja? Lebih baik kalian
melaporkannya pada guru BK” kata Tayumo. “ti..tidak perlu kata Aizawa” sambil
memegang pipinya yang kesakitan.
Sesampainya
dikelas Aizawa dan Gakuya duduk sambil kesakitan. Mikuni menghampiri Aizawa dan
Gakuya. “ka..kalian baik-baik saja? Ini, sebaiknya kalian berdua oleskan obat
ini diluka memar kalian” kata mikuni malu-malu sambil memberikan obatnya. “biar
aku yang oleskan pada Aizawa” kata Fuusuke. “hey tayumo, tolong ambilkan
dompetku tertinggal dikantin” kata Fuusuke berbohong. Padahal dia hanya ingin
mikuni yang mengoleskan obatnya ke Gakuya, karna dia tau kalo gakuya suka pada
mikuni. “baiklah..” kata tayumo dan jalan keluar kelas. “a..aku? yang
mengoleskan?” tanya mikuni. “tentu saja, cepat olehkan” kata fuusuke.
“tu..tunggu” “sudah, mikuni tolong oleskan pada Gakuya” Kata fuusuke memotong perkataan Gakuya. Detak
jantung Gakuya langsung berdebar cepat. “a..ada apa ini? Ke..kenapa jadi nerves
gini?” kata Gakuya dalam hati. “ummm.. mengapa aku jadi gugup ya.. padahal
biasanya aku biasa aja mengobati orang yang terluka, apa jangan-jangan akuu..”
kata mikuni dalam hati, muka mikuni dan gakuya memerah. Keluarga mikuni memang
keluarga dokter. Mikuni dengan gugup mengoleskan obat itu dipipi Gakuya. Gakuya
hanya diam dan terkagum melihat wajahnya mikuni, pipi Gakuya memerah. “hem..”
desis fuusuke sambil terseyum. Detak jantung gakuya makin berdebar kencang.
Mikuni malu-malu mengoleskan luka dipipi Gakuya. “su..sudah selesai” kata
Mikuni yang masih malu-malu. “te..terima kasih yaa.. Berkatmu ini akan cepat
sembuh” kata Gakuya, “ke..kenapa jadi gugup beginiii...” dalam hati Mikuni.
Sambil memejamkan matanya. Mikuni kembali ketempat duduk sambil membenarkan
kacamatanya.
Gakuya kembali
tenang, dan berniat menanyakan sesuatu pada Fuusuke. “fuusuke, aku ingin
bertanya padamu, kau banyak tau tentang orang lain hanya dengan melihat
matanya, kenapa kau bisa melakukan hal itu? Tanya Gakuya serius. “berlatih”
jawab Fuusuke dingin. “tidak mungkin bisa secepat itu, aku yakin kau bakat dari
kecil”, kata Gakuya. “tau apa kau? Sudahlah” kata Fuusuke. “jujur saja, aku tau
kau memiliki kemampuan itu” kata gakuya, Aizawa hanya bingung apa yang
sebenarnya mereka katakan. “Aku bertanya baik-baik.. ini serius, jawab dengan
jujur, Fuuske apakah kau seorang INDIGO?” *deg deg* detak jantung Fuusuke
mendetak sedikit lebih kencang.
To Be Continue
No comments:
Post a Comment